Postingan

Menampilkan postingan dari Januari, 2015

Simulasi SBMPTN 2015 dan Sosialisasi Perguruan Tinggi - Ikatan Keluarga Pelajar Mahasiswa (IKPM)

Gambar
Sebuah apresiasi yang luar biasa untuk Ikatan Keluarga Pelajar Mahasiswa (IKPM). Setelah melaksanakan kegiatan selama dua hari, Sabtu (24/01) hingga hari ini Minggu (25/01) dengan kompak, semangat dan pada akhirnya kegiatan Simulasi SBMPTN 2014 serta Sosialisasi Perguruan Tinggi di SMA Negeri 1 Ayah terlaksana dengan lancar juga disambut antusias oleh siswa-siswi SMA Negeri 1 Ayah. Tentu kegiatan ini berjalan melalui rapat koordinasi secara matang yang dihandle oleh Beni Saputro (Penddk. Fisika'14, UNY), Moza Gandhi P. (Matematika'13, UNY), Aris Anggoro (PKn'13, UNNES), Meriyanto (Biologi'13, UNY), Puji Cahyo W. (Teknik Informatika'13, UNS), Bayu Pradana P. (Keperawatan'14, Poltekkes Kemenkes Semarang), dkk. Hari pertama, Sabtu (24/01) kegiatan simulasi SBMPTN 2015, seluruh siswa kelas XII SMA Negeri 1 Ayah setelah selesai KBM, istirahat untuk melaksanakan shalat dzuhur. Ba'da shalat dzuhur dilanjutkan mengerjakan soal yang telah dibuat oleh paniti

SENJA, AKU BELAJAR

Gambar
Di sebuah kamar kecil asrama "Al-Hikmah" PP Wahid Hasyim ( lantai dua setengah, pojok timur-selatan ) ini, aku dan teman sekamar biasa makan bersama. Sering saling menunggu diantara kami, hanya untuk makan bersama. Kami sudah seperti keluarga. Canda-tawa selalu ada ketika kami bertiga (aku, Mba Umi Masitoh, Mba Nur Tanfidiya) bersama. Mereka berdua bagaikan kakak yang selalu menuntunku, membimbing, dan mengingatkan ketika aku nakal . Ketika aku sakit merekalah yang peduli, perhatian padaku. Ahad sore, Mba Umi Masitoh (akrab dipanggil Mba Itoh ) membelikan sop rolade di RM Selaras depan asrama. Langsung deh , kami santap bersama. " Kudu dimaem loh vi, ditelaske! " Aku tersenyum "Hmmm... Mba Itoh...." Dan aku hanya makan kuahnya aja.   Tek..tek..tek...! Dung..dung! Waktu 3 Raka'at (Maghrib) pun tiba, kami pun segera mengakhiri makan. Kebetulan Mba Itoh selesai makan duluan , jadi sudah wudlu terlebih dahulu. Giliran aku sama Mba Fid

Sekilas, Menapaki Jejak Si Gadis Desa

Gambar
Kala itu, seusai menamatkan bangku sekolahnya di Sekolah Menengah Atas Negeri, Si Gadis dengan semangat berkobar mendambakan dirinya untuk melanjutkan studi dijenjang yang lebih tinggi. Si Gadis hidup dari keluarga sederhana, ia tinggal di serambi kota (perbatasan). Meskipun berasal dari keluarga sederhana, Si Gadis tetap bersyukur dan merasakan bahagia diciptakan di tengah orang-orang luar biasa (mamah, bapa, dan mamas). Nampaknya, sebuah usaha butuh berkali-kali tak hanya cukup sekali. Dorongan orangtua membuatnya tak mudah untuk menyerah. Satu langkah tidak cukup menggapai mimpinya, yaitu diterima di sebuah Perguruan Tinggi Negeri (PTN). Berbagai jalur masuk Perguruan Tinggi Negeri (PTN) ia ikuti. Siang itu, ia terdiam, menikmati rintik hujan bersama segala perasaan yang dialami Si Gadis. Sempat dilema, "Haruskah aku melanjutkan langkahku? Ataukah aku berhenti di sini? Sementara aku hanya seorang gadis desa yang hidup sederhana". Dengan segala pertimbanga